Doa Bapa Kami memiliki Pola ACTS.
Adoration (Pujian, penyembahan),
Consecration (Pengudusan),
Thanksgiving (Pengucapan syukur),
Supplication (Permintaan).
Doa ini diawali dengan pujian karena penebusan kita (Bapa), penyembahan terhadap kebesaran transendental dari Allah (di sorga), bersungguh hati untuk kemuliaanNya (dikuduskanlah namaMu) dan mendedikasikan diri kepadaNya (jadilah kehendakMu). Kemudian pada bagian kedua adalah permintaan akan makanan, pengampunan dosa, dan pimpinan.
Dan setelah permintaan, kemudian kembali lagi kepada pujian atau doxology. Pujian kepada Allah ternyata memiliki tempat yang sangat penting dalam Doa Bapa Kami. Doa ini diawali dengan pujian dan diakhiri dengan pujian bagi kemuliaan Allah. Pujian mengenai siapa itu Allah, pujian terhadap apa yang Allah lakukan dan akan lakukan. Semakin banyak saudara memuji Allah, semakin banyak kekuatan yang saudata miliki untuk berdoa, dan semakin banyak saudara berdoa, maka semakin banyak saudara memuji Tuhan.
Adoration (Pujian, penyembahan),
Consecration (Pengudusan),
Thanksgiving (Pengucapan syukur),
Supplication (Permintaan).
Doa ini diawali dengan pujian karena penebusan kita (Bapa), penyembahan terhadap kebesaran transendental dari Allah (di sorga), bersungguh hati untuk kemuliaanNya (dikuduskanlah namaMu) dan mendedikasikan diri kepadaNya (jadilah kehendakMu). Kemudian pada bagian kedua adalah permintaan akan makanan, pengampunan dosa, dan pimpinan.
Dan setelah permintaan, kemudian kembali lagi kepada pujian atau doxology. Pujian kepada Allah ternyata memiliki tempat yang sangat penting dalam Doa Bapa Kami. Doa ini diawali dengan pujian dan diakhiri dengan pujian bagi kemuliaan Allah. Pujian mengenai siapa itu Allah, pujian terhadap apa yang Allah lakukan dan akan lakukan. Semakin banyak saudara memuji Allah, semakin banyak kekuatan yang saudata miliki untuk berdoa, dan semakin banyak saudara berdoa, maka semakin banyak saudara memuji Tuhan.
DOA DAN PUJIAN
Pujian dan Doa adalah seperti burung dengan kedua sayapnya, dimana ketika kedua sayap itu bekerja, maka saudara akan membumbung tinggi. Burung tidak dapat membumbung tinggi jika hanya pakai satu sayapnya untuk terbang. Demikian juga orang kristen yang hanya meminta dan tidak ada pujian dalam doanya tidak akan terangkat tinggi dalam hadirat Allah.
Pujian dalam doa Bapa Kami diakhir dengan kalimat karena engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama lamanya.
Pujian dan Doa adalah seperti burung dengan kedua sayapnya, dimana ketika kedua sayap itu bekerja, maka saudara akan membumbung tinggi. Burung tidak dapat membumbung tinggi jika hanya pakai satu sayapnya untuk terbang. Demikian juga orang kristen yang hanya meminta dan tidak ada pujian dalam doanya tidak akan terangkat tinggi dalam hadirat Allah.
Pujian dalam doa Bapa Kami diakhir dengan kalimat karena engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama lamanya.
KERAJAAN DAN KUASA
Allah yang kita sembah memiliki kerajaan dan kuasa dan ini dinyatakan dalam akhir doa Bapa Kami. Kerajaan dan kuasa merupakan sebuah ungkapan bahwa bapa memiliki kuasa untuk mengontrol segala sesuatu. (Mazmur 103:19). Pujian ini membangkitkan iman kita bahwa tidak ada yang mustahil untuk Allah lakukan.
Kuasa yang dimiliki oleh Allah bukanlah kuasa kesewenang-wenangan yang jahat tetapi kuasa yang penuh kemurahan, keadilan, kasih dan mempermuliakan Allah. Kuasa yang penuh kemurahan dan kasih ini ditujukan kepada kita dan seluruh umat manusia. Kuasa ini dinyatakan ketika Allah menyelamatkan Israel dari Mesir, ketika membangkitkan Kristus dari kematian (Efesus 1:19 dst.). Bacalah ayat ayat ini, mazmur 47, 93, 97, 145 renungkan dan taruh di dalam hati saudara.
Mazmur 147:1 Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.
Allah yang kita sembah memiliki kerajaan dan kuasa dan ini dinyatakan dalam akhir doa Bapa Kami. Kerajaan dan kuasa merupakan sebuah ungkapan bahwa bapa memiliki kuasa untuk mengontrol segala sesuatu. (Mazmur 103:19). Pujian ini membangkitkan iman kita bahwa tidak ada yang mustahil untuk Allah lakukan.
Kuasa yang dimiliki oleh Allah bukanlah kuasa kesewenang-wenangan yang jahat tetapi kuasa yang penuh kemurahan, keadilan, kasih dan mempermuliakan Allah. Kuasa yang penuh kemurahan dan kasih ini ditujukan kepada kita dan seluruh umat manusia. Kuasa ini dinyatakan ketika Allah menyelamatkan Israel dari Mesir, ketika membangkitkan Kristus dari kematian (Efesus 1:19 dst.). Bacalah ayat ayat ini, mazmur 47, 93, 97, 145 renungkan dan taruh di dalam hati saudara.
Mazmur 147:1 Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.
KEMULIAAN
Pada waktu kita mengucapkan kemuliaan dalam doa Bapa Kami, maka ada dua hal yang dimaksud :
Pertama, memberitahukan kepada Allah (dan sekaligus mengingatkan diri kita sendiri) bahwa Dia, adalah Pencipta dan penebus kita. Dia selalu mulia dalam segala hal yang dilakukanNya secara khusus dalam tindakan anugerahNya yang memberikan kita keselamatan di dalam Kristus Yesus.
Kedua, kita mendedikasikan diri sekarang dan selamanya untuk menyembahNya dan mempermuliakanNya.
Doa Bapa Kami berakhir dengan pujian dan kemuliaan kepada Allah, maka demikianlah seharusnya kehidupan orang kristen juga. Motivasi kita berdoa adalah untuk kemuliaan Allah, bukan untuk memuaskan hawa nafsu kita dan juga bukan untuk memuliakan diri kita. Hidup kita pun juga untuk kemuliaan Allah. Permintaan kita untuk makanan, minuman, pimpinan akan berakhir di dunia ini saja namun pujian untuk kemuliaan Allah akan terus ada sampai kepada kekekalan.
Apakah saudara berdoa untuk kemuliaan Allah? apakah saudara hidup untuk kemuliaan Allah? Prinsip hidup dari manusia pada umumnya adalah kemuliaan bukanlah untuk Allah tetapi untuk saya. Banyak orang memamerkan hal hal yang kita anggap merupakan kemuliaan, misalnya, penampilan fisik, pakaian, kemampuan, posisi, pengaruh, rumah, otak, pengetahuan. Kita ingin agar semua yang kita miliki itu membuat orang memuji diri kita, menghormati diri kita atau minimal menimbulkan kesan bagi orang banyak.
Tetapi orang kristen mengetahui bahwa kesombongan seperti itu adalah sia sia karena kita ingin dipuji dan dimuliakan dengan dasar siapakah diri kita. Padahal, semua kemuliaan seharusnya kita berikan untuk Tuhan karena Dialah yang memberikan kita semua itu. Siapakah yang memberikan kita penampilan fisik yang cantik, gagah,? Siapakah yang memeberikan kita otak yang pandai? siapakah yang memberikan kita materi? Allah Bapa.
Ujilah diri saudara, apakah kehidupanmu atau hatimu ingin memuliakan Allah? tanyakan kepada diri saudra sendiri, seberapa senang atau seberapa tidak senangkah saudara jika Allah dipuji sementara saudara tidaklah dipuji atau sebaliknya, saudara yang dipuji dan Allah yang tidak dipuji. Orang kristen yang dewasa, tidaklah berharap kemuliaan diberikan kepadanya. Justru kalau kemuliaan diberikan kepadanya dan bukan kepada Allah, dia akan sedih. Ketika Seorang Hamba Tuhan dan juga penulis, Richard baxter di puji karena bukunya bagus, dia berkata: saya hanyalah sebuah pena yang berada di tangan Allah. Dan pujian apakah yang pantas diberikan kepada sebuah pena? ini menunjukkan mental kedewasaan. Hendaklah kita senantiasa berseru: berikanlah kemuliaan bagi Allah, itu milikNya dan hanya Dia yang pantas memilikinya.
Bacalah ayat ayat dibawah ini, hapallah dan ungkapkan dalam doa pujian.
• Roma 11:33-36
• 1 Timotius 6:16
• yudas 24
Pada waktu kita mengucapkan kemuliaan dalam doa Bapa Kami, maka ada dua hal yang dimaksud :
Pertama, memberitahukan kepada Allah (dan sekaligus mengingatkan diri kita sendiri) bahwa Dia, adalah Pencipta dan penebus kita. Dia selalu mulia dalam segala hal yang dilakukanNya secara khusus dalam tindakan anugerahNya yang memberikan kita keselamatan di dalam Kristus Yesus.
Kedua, kita mendedikasikan diri sekarang dan selamanya untuk menyembahNya dan mempermuliakanNya.
Doa Bapa Kami berakhir dengan pujian dan kemuliaan kepada Allah, maka demikianlah seharusnya kehidupan orang kristen juga. Motivasi kita berdoa adalah untuk kemuliaan Allah, bukan untuk memuaskan hawa nafsu kita dan juga bukan untuk memuliakan diri kita. Hidup kita pun juga untuk kemuliaan Allah. Permintaan kita untuk makanan, minuman, pimpinan akan berakhir di dunia ini saja namun pujian untuk kemuliaan Allah akan terus ada sampai kepada kekekalan.
Apakah saudara berdoa untuk kemuliaan Allah? apakah saudara hidup untuk kemuliaan Allah? Prinsip hidup dari manusia pada umumnya adalah kemuliaan bukanlah untuk Allah tetapi untuk saya. Banyak orang memamerkan hal hal yang kita anggap merupakan kemuliaan, misalnya, penampilan fisik, pakaian, kemampuan, posisi, pengaruh, rumah, otak, pengetahuan. Kita ingin agar semua yang kita miliki itu membuat orang memuji diri kita, menghormati diri kita atau minimal menimbulkan kesan bagi orang banyak.
Tetapi orang kristen mengetahui bahwa kesombongan seperti itu adalah sia sia karena kita ingin dipuji dan dimuliakan dengan dasar siapakah diri kita. Padahal, semua kemuliaan seharusnya kita berikan untuk Tuhan karena Dialah yang memberikan kita semua itu. Siapakah yang memberikan kita penampilan fisik yang cantik, gagah,? Siapakah yang memeberikan kita otak yang pandai? siapakah yang memberikan kita materi? Allah Bapa.
Ujilah diri saudara, apakah kehidupanmu atau hatimu ingin memuliakan Allah? tanyakan kepada diri saudra sendiri, seberapa senang atau seberapa tidak senangkah saudara jika Allah dipuji sementara saudara tidaklah dipuji atau sebaliknya, saudara yang dipuji dan Allah yang tidak dipuji. Orang kristen yang dewasa, tidaklah berharap kemuliaan diberikan kepadanya. Justru kalau kemuliaan diberikan kepadanya dan bukan kepada Allah, dia akan sedih. Ketika Seorang Hamba Tuhan dan juga penulis, Richard baxter di puji karena bukunya bagus, dia berkata: saya hanyalah sebuah pena yang berada di tangan Allah. Dan pujian apakah yang pantas diberikan kepada sebuah pena? ini menunjukkan mental kedewasaan. Hendaklah kita senantiasa berseru: berikanlah kemuliaan bagi Allah, itu milikNya dan hanya Dia yang pantas memilikinya.
Bacalah ayat ayat dibawah ini, hapallah dan ungkapkan dalam doa pujian.
• Roma 11:33-36
• 1 Timotius 6:16
• yudas 24