Info
  • Meninggalkan Warisan
    Amsal 13:22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.
  • Good Idea Vs God's Idea
    Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Profile Pdt Gilbert Lumoindong


Pdt Gilbert Lumoindong STh. lahir di Jakarta, 26 Desember 1966. Pdt Gilbert lumoindong telah benar-benar menyerahkan hidupnya kepada Tuhan sejak ia berusia 10 tahun, setelah beberapa saat ajaib ketika Pdt Gilbert lumoindong sembuh dari sakit saraf. Ketika ia Pdt Gilbert lumoindong masih remaja (17 tahun), ia mulai berkhotbah dan berpartisipasi aktif dalam pemuda Kristen dan layanan siswa. Panggilan untuk melayani Tuhan adalah sangat ditentukan pada saat dia pergi ke Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia (ITKI) di Jakarta dan menyelesaikan studi dan mendapatkan diploma.

Dengan berkat Tuhan yang berharga dan hadiah, Pdt Gilbert lumoindong berbakat untuk berbicara tentang kata-kata Tuhan terus-menerus dan jelas yang membuatnya diterima di setiap tingkat sosial dan latar belakang dan akhirnya membawa mereka kembali ke jalan Allah melalui-Nya Sakti Mighty Touch.

Pdt Gilbert lumoindong menikah dengan istri tercinta yang menjadi pasangan yang setia dan pendamping. Rev Reinda Lumoindong, STh. dan memiliki satu putra, Garren Lumoindong Reivener, dan seorang putri, Gavrilla Reichella Lumoindong.

Latar Belakang Pendidikan Pdt Gilbert lumoindong

Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia, Jakarta.
1984-1990
:
Misi Mahasiswa
1990
:
Penyelesaian Pendidikan Teologi di ITKI.
1991-1997
:
Host Program Agama (Kristen) di RCTI Stasiun TV, Jakarta.
1992-1997
:
Ketua Gospel Overseas Studio (GO Studio), Jakarta
1993-1997
:
Ketua Yayasan Nafiri Jala, Jakarta
1996-1999
:
Host Program Agama (Kristen) di 40 stasiun radio di seluruh Indonesia.
1996-sekarang
:
Host program "Untuk Mendengarkan dengan benar" di stasiun radio Pelita Kasih, Jakarta.

Host program "Mighty Touch-Nya" di stasiun radio Sport FM, Jakarta.
1997-sekarang
:
Membentuk 'Kemenangan Iman' (Kemenangan Iman) yayasan di Jakarta.
1998-2000
:
Host dari "Touch Mighty-Nya" untuk stasiun TV Australia
1998-sekarang

Bocah lelaki itu terpekur. Dokter baru saja memberi vonis yang mengejutkan: secara berangsur-angsur kemampuan otaknya akan menurun; dan tingkat intelegensinya akan berkurang demikian drastis bagaikan penderita down syndrome. Ia divonis menderita penyakit syaraf otak. Maka, ia pun tak kuasa membendung air matanya setiap melintasi sekolah yang diperuntukkan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, yang letaknya dekat dengan
rumahnya di wilayah Tebet, Jakarta.

“Ah Tuhan, apakah kelak saya akan berada di tempat itu?” keluh anak lelaki yang bernama lengkap Gilbert Emanuel Lumoindong itu. Bertepatan dengan penyakit saraf otak yang diderita
Gilbert, kedua orang tuanya mulai rutin menyambangi Persekutuan Doa (PD) yang dipimpin oleh mendiang Ibu Ev. Slamet dan Bapak Ev. Murti, yang berada di dekat tempat tinggal mereka. Saat itu, hamba Tuhan dari Belanda tengah berkunjung untuk melayani di tempat itu. Gilbert pun tak ketinggalan menghadiri ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), dan ia pun turut maju saat hamba Tuhan memanggil jemaat yang ingin didoakan.

Dengan iman kanak-kanak yang dimilikinya, Gilbert meyakini bahwa saat itu juga ia sudah sembuh. Maka, tanpa tedeng aling-aling, setiba di rumah ia pun membuang pbagai obat yang selama ini dikonsumsinya. Ya, Gilbert tak hanya mengalami kesembuhan, kemampuan otaknya pun mengalami peningkatan hingga ia selalu mendapat predikat juara kelas bahkan lulus dari SMA dengan nilai terbaik.

Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), dan ia pun turut maju saat hamba Tuhan memanggil jemaat yang ingin didoakan.Dengan iman kanak-kanak yang dimilikinya, Gilbert meyakini bahwa saat itu juga ia sudah sembuh. Maka, tanpa tedeng aling-aling, setiba di rumah ia pun membuang pbagai obat yang selama ini dikonsumsinya. Ya, Gilbert tak hanya mengalami kesembuhan, kemampuan otaknya pun mengalami peningkatan hingga ia selalu mendapat predikat juara kelas bahkan lulus dari SMA dengan nilai terbaik.

Menjelang tidur, usai mengalami kesembuhan ilahi, terlintas pikiran di benak Gilbert yang kala itu masih berusia 10 tahun: “Secara manusia saya ini sudah tidak layak, karena menderita penyakit syaraf otak. Tapi karena Tuhan sudah menyembuhkan, maka hidup saya ini milik Tuhan. Apa pun yang Tuhan ingin saya perbuat, saya bersedia.”

Ya, Gilbert tak hanya mengalami kesembuhan, kemampuan otaknya pun mengalami peningkatan hingga ia selalu
mendapat predikat juara kelas bahkan lulus dari SMA dengan nilai terbaik.Menjelang tidur, usai mengalami kesembuhan ilahi, terlintas pikiran di benak Gilbert yang kala itu masih berusia 10 tahun: “Secara manusia saya ini sudah tidak layak, karena menderita penyakit syaraf otak. Tapi karena Tuhan sudah menyembuhkan, maka hidup saya ini milik Tuhan. Apa pun yang Tuhan ingin saya perbuat, saya bersedia.”

Maka, meski masih duduk di bangku SD, Gilbert kecil tak segan-segan menyambangi persekutuan yang diperuntukkan untuk orang dewasa---ketimbang mengikuti ibadah sekolah minggu.

“Waktu itu, di sekolah minggu, kisah yang diajarkan kebanyakan cerita dongeng,” kenang Gilbert. “Sementara saya ingin mendengarkan firman.” Memasuki bangku SMP, ia mulai melayani di gereja; saat duduk di bangku SMA, ia terlibat dalam pengurusan Rohani Kristen di sekolah. Di sekolah itu pula, SMA Negeri 3 Setiabudi, Jakarta, Gilbert bertemu dengan pujaan hati: Reinda Lumoindong. Suatu ketika, saat persekutuan di sekolah, lantaran absennya pembicara, Gilbert pun diminta untuk membawakan khotbah. Suatu kebetulan, karena ia baru saja menyelesaikan pelatihan School of Ministry milik Morris Cerullo dan sebelumnya pernah mengikuti kursus Alkitab di GBI Mawar Sharon. Tak dinyana, inilah awal perjalanan seorang Gilbet Lumoindong sebagai seorang hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar bisa.

Setelah itu, Gilbert pun diminta untuk melayani sebagai pembicara di berbagai sekolah di Jakarta. Setelah lulus dari SMA, pria kelahiran 26 Desember 1966 itu pun kian memantapkan panggilannya sebagai hamba Tuhan
di mana ia menimba ilmu di Institut Theologia dan Keguruan Indonesia (ITKI) Petamburan, Jakarta.

Nama Gilbert Lumoindong mulai dikenal saat ia bergabung dalam pelayanan Gospel Overseas (GO) Studio dan menjadi host acara siaran penyegaran rohani Kristen Protestan di RCTI di tahun 1991. Tak dipungkiri, karena seringnya muncul di layar televisi, pamornya pun kian meningkat. Apalagi, ia juga
sering mendapat permintaan untuk menjadi pembicara di berbagai KKR dan acara-acara rohani lainnya.

Melalui GL Ministry yang resmi berdiri pada tahun 1998, pelayanannya semakin berkembang bahkan hingga
ke manca negara. Namun, beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2002, Tuhan mulai meletakkan visi
yang baru, yakni hati sebagai gembala. “Awalnya saya mengira bahwa itu hanya suara hati, bahkan suara iblis. Karena saya yakin bahwa pada waktu itu panggilan saya adalah penginjil bukan gembala,” papar Gilbert seraya menambahkan, bahwa walaupun ia
mencoba dengan berbagai cara untuk mengenyahkan pikiran tersebut, “suara” itu semakin kuat.

Akhirnya Gilbert “menyerah”, dan mulai merintis karir sebagai gembala jemaat pada tahun 2007. Diakui Gilbert, saat ia memutuskan untuk menjadi gembala, ada banyak suara-suara miring di sekitarnya lantaran ia pernah berucap bahwa ia tak kan pernah menjadi seorang pemimpin jemaat.

“Saya lebih baik salah terhadap diri sendiri, dari pada salah terhadap Tuhan,” tegas Gilbert yang mengaku tidak peduli dengan cacian “menjilat ludah sendiri” yang ditujukan kepadaNya, asal untuk kemuliaan nama Tuhan.

Kini, di bawah penggembalaannya, Tuhan mempercayakan ayah dari Garren, Chella, dan Evan Lumoindong ini untuk memimpin sekitar 8.000 jemaat yang tergabung dalam GBI Flow Fellowship Centre, dengan visi “ Menegakkan Kerajaan Allah Dalam Kebenaran dan Kasih.”