1 Sam 13:14; Kisah 13;22; Mazmur 78: 72
PENDAHULUAN
Pria dan wanita yg berkenan di hati manusia mudah kita temui. Tetapi
orang yg berkenan di hati Allah sulit di cari. Apakah itu hidup yang
berkenan kepada Allah? Apakah hidup yang berkenan di hati Allah berarti
hidup yg tanpa dosa? Apakah orang yang berkenan di hati Allah tidak
memiliki kekurangan-kekuarangan? Bukan, org yg berkenan di hati Allah
bukannya orang yang tanpa dosa, bukannya orang yang sempurna.
Daud adalah orang yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, namun
dia disebut sebagai orang yang berkenan di hati Allah? Apakah yg membuat
seseorang berkenan di hati Allah. Salah satu hal yang membuat Daud
berkenan di hati Allah adalah dia memiliki integritas. Mazmur 78:71-72
Dari tempat domba-domba yg menyusui didatangkanNya dia, untuk
menggembalakan Yakub, umatNya, dan Israel, milikNya sendiri. Ia
menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya
Sifat apakah yg dimiliki oleh Daud yg membuat dia dikenan oleh Allah?
Dari ayat tadi, Mazmur 78, ada dua hal yang dimiliki oleh Daud. Apakah
itu? Ketulusan hati dan kecakapan tangan (keterampilan)
Daud memiliki kemampuan memimpin bangsa Israel. Namun hal yang paling penting yang dimiliki Daud adalah ketulusan hati.
Apakah itu ketulusan hati? NIV: Mazmur 78: 72 And David shepherded them with integrity of heart; with skillful hands he led them. NKJ: Mazmur 78: 72 So he shepherded them according to the integrity of his heart,
and guided them by the skillfulness of his hands. Karakter yang
dimiliki oleh Daud sebelum menjadi pemimpin dan selama menjadi pemimpin
adalah dia berintegritas
Apa itu integritas? Integritas adalah keadaan saudara ketika tidak
ada orang yang melihatnya. Artinya saudara benar-benar jujur. Dengan
kata lain, apa yang nampak diluar sama dengan apa yang ada di dalam hati
saudara.. Apa yang saudara katakan, sama dengan apa yang ada di hati
saudara. Tidak ada kemunafikan.
Saya akan beri contoh, sebuah kisah nyata. Seorang Pendeta pernah
bercerita tentang kisah pemilihan majelis di gereja. Setelah melalui
proses pemilihan yang cukup seru maka terpilihlah 10 orang untuk menjadi
majelis dalam periode yang baru. Lalu tibalah mereka pada acara
pemilihan ketua majelis. Hampir semua majelis yang baru terpilih
mendesak seorang bapak, katakanlah bapak A, untuk menjadi ketua majelis.
Tetapi berulang kali bapak A berkata: “Jangan saya tidak bisa, saya
tidak pantas, sungguh jangan saya tidak mau. Akhirnya, pemilihan ketua
majelis diadakan dengan cara setiap orang menulis di selembar kertas
kecil sebuah nama yang difavoritkan untuk menjadi ketua. Setelah 10
orang majelis itu selesai menulis dan kertas dikumpulkan, kemudian
nama-nama di kertas itu dibacakan dan hasilnya ditulis dipapan
tulis.Ternyata dugaan semua orang tidak meleset, dari kertas pertama
sampai kertas kesembilan nama yang tertulis adalah nama bapak A. Semua
orang tertawa dan menyalaminya. Bapak A menjadi rikuh dan berkali-kali
berkata: “Jangan, jangan saya orang lain saja. Saya tidak mau! Ketika
orang sedang sibuk menyalaminya, sang pendeta berkata: “Coba bukalah
kertas yang terakhir? Semua orang tenang kembali, kemudian kertas kecil
itu dibuka dan nama yang terakhir itu adalah juga nama bapak A. Itu
berarti bahwa bapak A telah memilih dirinya sendiri
Semua orang menjadi bingung dan bertanya-tanya tentang diri bapak A, “mengapa yang dikatakan oleh bapak A berbeda dengan yang tersimpan
di dalam hatinya?” Bapak A ini tidak punya integritas. Apa yang ada
dimulut berbeda dengan yang ada dihati. Dengan kata lain, “mengapa citra yang diberikan oleh bapak A kepada orang-orang di sekelilingnya berbeda dengan integritas yang ada di dalam dirinya.”
Daud melakukan pekerjaannya dengan penuh integritas. Dia tidak
munafik. Apa yang nampak di luar sama dengan apa yang ada di dalam
hatinya. Dia benar-benar jujur. Daud tdk bermain sandiwara untuk
menunjukkan bahwa dirinya baik. Dia memang baik. Alkitab mengatakan dia
memiliki integritas. Banyak orang yg berpendapat seperti ini :” yang
penting adalah kesan yang bagus, hanya itu yang penting. Namun kalau
saudara mempunyai filosofi yang seperti itu, saudara tidak akan pernah
menjadi anak Allah.
Kita tidak dapat mengelabui Yang Mahakuasa.. Allah tidak terkesan
dengan penampilan luar. Allah selalu terpusat pada kualitas bagian
dalam….dimana ini membutuhkan waktu dan dispilin untuk mengolahnya.
Ketika Samuel memilih calon raja Israel untuk menggantikan Saul, Samuel
tertarik dengan Eliab yang parasnya ganteng, tubuhnya tinggi besar,
tetapi TUHAN berkata kepadanya,” “jangan pandang parasnya atau perawakan
yg tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yg
dilihat Allah; manusia melihat apa yg ada di depan mata, tetapi Tuhan
melihat hati (1 Sam 16:6,7)
Kemudian Abinadab, Syama dan yang lainnya juga ditolak oleh Tuhan,
mengapa? Karena Tuhan tidak dapat dibujuk dgn penampilan luar, Tuhan
melihat hati. Dan kualitas ini ada pada anak bungsu Isai, yaitu Daud.
Sehingga Daud disebut sebagai orang yg berkenan di hati Tuhan sebab Daud
memiliki kualitas spritual yg dalam, memiliki integritas. Orang yg
berkenan di hati Tuhan, yg punya kualitas spiritual mendalam pasti
dicari Allah untuk menduduki jabatan kepemimpinan dimanapun itu
Apa yang saudara kejar saat ini? Keberhasilan di dalam karier, studi,
pekerjaan? Kita berusaha keras meningkatkan citra kita didepan manusia.
Kita bekerja keras agar citra kita naik, sehingga mendapatkan
penghargaan dari manusia. Kita belajar keras supaya citra kita naik,
sehingga disanjung oleh orang-orang. Kita mungkin melayani dengan
sungguh-sungguh dan dengan motivasi supaya citra kita naik di mata orang
lain. Namun semua citra yang hebat itu tidak ada gunanya kalau
integritas kita tidak dibangun. Semua itu akan hancur
Banyak orang yang hebat, berhasil; di mata dunia, dihormati di
masyarakat, tetapi karena tidak punya integritas./kerohanian yang
mendalam akhirnya hidupnya hancur, menjadi lesbian, homoseks, koruptor,,
melahap org lain, menindas, rakus dll
Sangat menyedihkan, saat ini banyak orang yg berusaha lebih keras
membangun citranya daripada membangun integritas mereka. Dengan kata
lain, banyak sekali manusia bahkan orang Kristen yang berusaha sangat
keras membangun penampilan luarnya daripada membangun kualitas
rohaninya. Mereka merasa lebih dihargai kalau pakai barang-barang yg
bermerek. Ini lebih diperhatikan daripada kualitas rohani mereka
Semua benda-benda mahal yang kita pakai, penampilan kita yang keren tidak ada gunanya, kalau kita tidak memiliki integritas
Tuhan Yesus mengecam dengan keras orang yg tidak punya integritas.
Yesus mengatakan : “celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Fairis, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu
berihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan
kerasukan. Hai orang Farisi yg buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam
cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Kata celakanlah mengandung arti : ” kemarahan dan juga kedukaan.
Tuhan Yesus geram dan juga sedih melihat kehidupan rohaniawan saat itu.
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat berusaha menjaga penampilan luar
mereka, nama baik mereka, kehormatan di mata publik. Namun sayang
sekali, mereka hanya memoles bagian luarnya, bukan bagian dalamnya.
“Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih,”
Tuhan Yesus menyamakan para rohaniwan, pelayan Tuhan itu dengan orang
buta yang tidak pernah melihat wajahnya sendiri di dalam cermin. Mereka
disibukkan dengan imajinasi akan reputasi diri mereka, tetapi tidak mau
introspeksi diri dan menyadari realita yang ada.
Namun demikian, di sini Yesus memberikan satu prinsip “kebangunan”
untuk para pemimpin itu, yaitu bereskanlah yang di dalam lebih dahulu,
yang tidak kelihatan oleh mata orang lain, maka yang di luar dengan
sendirinya akan mengikuti.
Di cina kuno orang menginginkan rasa aman. Mereka takut dgn orang
bar-bar dari utara. Untuk itu orang-orang Cina membangun tembok besar
- Tembok itu begitu tinggi shg mereka yakin tidak ada seorang pun yg bisa memanjatnya
- Dan tembok itu juga demikian tebal sehingga tidak ada apapun yang dapat mendobraknya
- Mereka merasa sangat aman dengan tembok tinggi dan tebal itu
- Namun dalam seratus tahun pertama sejak adanya tembok, Cina diserang tiga kali
- Orang Barbar ini tidaklah memanjat tembok dan juga tidak menjebol tembok
- Mereka hanya menyuap penjaga pintu gerbang dan kemudian masuk berbondong-bondong ke dalam kota
Kita lihat, bahwa orang-orang Cina begitu sibuk membangun tembok
batu, sehingga lupa mengajarkan tentang integritas kepada
penjaga-penjaga tembok
Walaupun temboknya hebat tetapi kalau penjaga nya tidak punya
integritas apa gunanya, mereka bisa disuap. Demikian juga dengan gereja,
jikalau para pemimpin, pelayan dan jemaat tidak punya integritas, APA
GUNANYA? Kesaksian kita akan ditertawakan, injil akan dicemooh karena
pelayan-pelayannya bobrok. Yudas memiliki penampilan hebat, dia murid
Tuhan Yesus, dia seorang bendahara, pasti dia seorang ahli keuangan,
tetapi karena tidak punya integritas/rohani yg mendalam, maka diapun
menjual Tuhan Yesus
Satu saja murid yang tidak punya integritas, sudah bisa menjual Tuhan
Yesus. Akibat dari pelayan yang tidak memiliki integritas, sangat parah
dan merusak pekerjaan Tuhan. Selain merusak pekerjaan Tuhan, orang yang
tidak punya integritas juga merusak dirinya sendiri. Hester H.
Cholmondelay mengatakan :” ketika Yudas menjual Yesus 30 keping perak,
maka sesungguhnya Yudas bukan menjual Yesus, melainkan dia menjual
dirinya sendiri. Dia menjual kerohaniannya
Kalau kekayaan kita hilang, maka tidak ada yang hilang. Sebab kita
lahir tanpa membawa apa-apa. Ketika kesehatan hilang, maka sesuatu
hilang. Namun ketika watak hilang, maka segala-galanya hilang Orang
Farisi dan ahli Taurat, sudah kehilangan watak. Rohani yg baik. Ini
berarti mereka sudah kehilangan segala-galanya
Jika saudara sudah kehilangan spiritualitas yang mendalam, maka
saudara sudah kehilangan segala-galanya. Tidak ada lagi yg dapat
diharapkan dari saudara
Kita perlu segera datang kpd Yesus supaya yg bagian dalam ini
dibereskan. Yesus mengatakan bereskan yg dalam dulu, maka bagian luar
akan dengan sendirinya mengikuti.
Hati adalah pusat dari kehidupan batin seseorang, dimana seluruh
kekuatan dan fungsi spiritual berasal. Hati adalah pondasi dibangunnya
integritas. Bagi Allah hati seseorang merupakan standar ukuran dari
pelayannnya. Allah menilai hati bukan luar atau prestasi. Untuk itu
Daud disebut sebagai orang yg berkenan di hati Allah.
Sebab Daud memiliki spritualitas yg mendalam. Dan karena Daud memiliki
Spiritualitas yg mendalam , maka dia siap untuk menduduki posisi
kepemimpinan. Jika kita memiliki spiritualitas yg mendalam, maka kita
memiliki segalanya, sebaliknya jika tidak punya spiritualitas mendalam,
kita kehilangan segala-galanya
Sebelum Daud menjadi seorang raja Israel, dia adalah seorang gembala
domba. Dia sering berada di dalam kesendirian, hanya bersama
domba-dombanya. Selama bermalam-malam dia dia duduk sendirian dibawah
bintang-bintang. Dia juga sendirian merasakan tiupan angin yg kencang.
Sendirian merasakan panas matahari. Selain sendirian, Daud juga tidak
dikenal oleh banyak orang. Dia hanya dikenal oleh domba-dombanya.
Sebagai seorang penggembala,. Daud juga harus tahan mengerjakan
pekerjaan yg monoton, rutinitas, yang tidak menarik, tidak penting.
Namun walapun pekerjaannya monoton, tidak terkenal, tidak dilihat oleh
orang lain, Daud tetap setia dan berintegritas dalam melakukan
tugas-tugasnya ini
Daud memberikan kesaksian: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing
domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang yg menerkam seekor
domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya menghajarnya dan melepaskan
domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka
aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya (1 Sam 17:
34-35)
Dari kesaksiannya ini, saya ingin bertanya, Pria seperti apakah Daud
ini? Dia adalah seorang Pria yg bertanggungjawab ketika tidak ada orang
yg melihatnya. Siapa yang melihat dia membela mati-matian
domba-dombanya? enggak ada. Orang yang memiliki integritas itu seperti
ini. Walaupun tidak ada yang mengawasi, melihatnya, mereka tetap
melakukan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab. Daud sudah setia
dalam perkara yang kecil yaitu menjaga domba-domba ayahnya,
menyelamatkan mereka dari mulut singa dan beruang. Sehingga ketika
datang perkara yg lebih besar, yaitu Goliat menantang Israel, maka Daud
sudah siap dan mampu menghadapinya
Didalam perkara-perkara kecillah membuktikan bahwa kita mampu
menghadapi perkara-perkaran yang lebih besar. Kalau saudara memiliki
cita-cita yg tinggi, maka saudara harus memelihara kebiasaan untuk
melakukan perkara-perkaran kecil dengan baik dengan penuh integritas.
Jika sdr sudah belajar melakukan perkara-perkara kecil dengan baik, maka
kata Charles Swindoll, pada saat itulah Allah akan memasukkan besi ke
dalam tulangmu
Kita saat ini mungkin melakukan tugas-tugas yg rutin yg kelihatan tdk
penting, tidak terkenal. Semua ini merupakan sebuah ujian bagi saudara,
apakah bisa lulus dan melakukan dengan baik. Kalau saudara melakukan
dengan bertanggungjawab wlp tidak ada yg melihat, maka itu berartu
saudara siap melakukan tugas-tugas yg lebih besar yg dipercayakan Allah
Namun kalau yg kecil-kecil saja kita tidak becus melakukannya., tidak
setia karena tidak diawasi, maka kita juga tidak akan becus melakukan
perkara-perkara yang lebih besar dan tidak akan dipercayakan
perkara-perkara yang lebih besar. Ini berlaku baik di dalam pekerjaan
ataupun didalam pelayanan kita. Daud berkenan di hati Allah, karena Daud
setia melakukan pekerjaannya yang rutin, tidak terkenal. Daud berkenan
di hati Allah, karena Daud memiliki integritas walaupun tidak ada orang
yang mengawasi atau melihatnya. Mazmur 89:21 menuliskan:” DipilihNya
Daud, hambaNya, diambilNya dia dari antara kandang-kandang kambing
domba.
Allah berkenan kepada Daud bukan karena Daud itu punya banyak Talenta
atau banyak karisma, atau karena memiliki pengaruh yg besar. Daud tidak
punya pengaruh yang besar ketika dia dipilih untuk menjadi raja Isarel.
Dia hanyalah seorang gembala domba.. Allah tidaklah peduli dengan
catatan prestasi yg mengesankan. TUHAN lebih peduli dengan Karakter.
Apakah sdr punya hati seorang hamba? Mentaati Allah, punya
srpitualitas yg mendalam, punya integritas? Melayani/bekerja dengan
setia dan berintegriats? Inilah Daud. Dia memiliki spirtualitas yg dalam
Iitulah sebabnya Daud berkenan di hati Allah
Bagaimana dengan kita ? apakah kita juga adalah orang yang berkenan
di hati TUHAN. Daud bukan orang yg sempurna, dia punya banyak kelemahan,
tetapi Allah melihat dia sebagai seorang yang berkenan di hatiNya.
Allah sedang mencari orang yang berkarakter, seorang yang hatinya
benar dihadapan Allah. Allah tdk tertarik pada tinggi tubuh seseorang,
tetapi kepada kebesaran jiwanya.
Kalau kita sudah ada di hatiNya Allah, maka berkat yg mengejutkan
akan diberikan Allah. Coba perhatikan proses pemilihan raja di rumah
Isai. Samuel sudah melihat semua anak Isai, dan tidak ada satupun yang
berkenan di hati Tuhan. Kemudian Samuel bertanya kepada Isai :” Inikah
anakmu semuanya? Jawabnya: ”masih tinggal yg bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba.”
Kata Samuel kepada Isai:”Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak
akan duduk makan sebelum ia datang ke mari. (1 Sam 16:11). Rupanya dalam
proses mencari raja di rumah Isai ini, ada anak yang sengaja dilupakan
yaitu Daud. Isai tidak mencalonkan anaknya yang bungsu yaitu Daud,
sebagai raja. Isai sengaja melupakan Daud. Isai hanya melihat Daud tidak
lebih dari seorang penjaga domba. Makanya Daud tdk diikutkan dalam
pemilihan raja.
Namun walaupun manusia lupa, tetapi Allah tetap ingat. Kalau kita
sudah ada dihatiNya Allah, maka walaupun manusia melupakan kita, Allah
tetap ingat kita. Walaupun manusia melupakan Daud, tetapi Allah tetap
ingat Daud. Allah di dalam kedaulatanNya memimpin Samuel sehingga
menemukan Daud dan mengurapiNya menjadi raja. Daud diurapi menjadi raja
bukan oleh keputusan seorang nabi besar seperti Samuel.. Tetapi semuanya
oleh karena kedaulatan yg penuh dari Allah.
Allah ingat kepada orang-orang yg seperti Daud, orang-orang yg
berintegritas. Keunikan Daud menjadi nyata, ketika tak satupun diantara
ketujuh saudaranya yang kualifaid di mata Allah.
Kita melihat bahwa jabatan yang mencari Daud, bukan Daud yang mencari
jabatan. Orang yang berkenan di hati Allah tidak perlu mencari jabatan,
jabatan yang akan mencari kita.. Allah sedang mencari orang-orang yang
seperti Daud untuk diberikan tanggungjawab yang besar dalam segala
bidang, baik itu di gereja maupun di masyarakat
- Yeh 22:30 Aku ,mencari ditengah-tengah mereka seorang yang hendak..mempertahankan negeri ini
- Yer 5:1 lintasilah jalan-jalan Yerusalem, lihatlah….apakah kamu dapat menemui seseorang…….yang melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran, maka Aku mau mengampuni kota itu
Baik kitab suci maupun sejarah Israel dan sejarah gereja membuktikan,
bahwa jika Allah mendapatkan seseorang yang sesuai dengan persyaratan
rohaniNya, yang rela untuk membayar seluruh biaya pemuridan, maka Ia
akan memakai dia sepenuhnya meskipun orang itu penuh kekurangan.
Orang-orang seperti ini adalah Musa, Gideon, Daud, Martin Luther, John
Wesley, William Carey.
Kita seringkali lupa bahwa gereja kita, bangsa kita membutuhkan
orang-orang Kristen yang berintegritas seperti Daud. Saat ini kita
kurang orang-orang yang rohani dan kuat. Dan kurangnya orang-orang yang
seperti ini merapakan suatu gejala penyakit yang mencekam.
Didalam dunia yang sedang bergejolak ini suara orang kristen sudah
tidak terdengar. Orang Kristen hanya ramai, bersemangat di gereja,
tetapi tidak ada suara kesaksian, tidak ada teladan. Tidak kualifaid
oleh Tuhan. Tujuh orang saudara Daud, kelihatan hebat secara fisik,
namun dianggap tidak memenuhi syarat untuk diberikan tanggungjawab yang
besar.
Allah mencari dan mengingat orang-orang Kristen yg kualifaid.
Walaupun seringkali kita lupa bahwa saat ini kita membutuhkan
orang-orang Kristen yg seperti Daud, namun Allah tetap ingat. Tuhan
sedang mempersiapkan kita disini untuk menjalani masa depan kita.
seperti Daud yg sedang dipersiapkan dipadang penggembalaan. Setialah,
milikilah integritas. Dan ketika tiba waktunya Tuhan akan memberikan
kepada kita sebuah kepercayaan yang jauh lebih besar. Baik itu digereja
ini, ataupun dimasyarakat kita.
Tahun 1809 disebut sebagai tahun yang baik, sebab sejarah mencatat
bahwa pada tahun itu lahir negarawan, penulis, pemikir seperti Wiliam
Gladstone, Alfred Tenysson, Oliver Wendell Holmes , Charles Robert
Darwin, Abraham Lincoln, yang akan menandai permulaan suatu zaman
Namun pada tahun 1809 itu tidak ada yang peduli atau memperhatikan
calon orang-orang hebat diatas. Pada tahun itu dunia hanya memusatkan
perhatiannnya kepada Napoleon yang berbaris melintasi Austria, dimana
kota-kota dan kampung-kampung jatuh ke dalam genggaman nya
- Dunia pada waktu itu hanya memperhatikan Napoleon yang hendak menguasai dunia. Dan semua orang bertanya-tanya apakah Napoleon akan mengusai dunia ini?
- Sedangkan calon-calon orang hebat yang akan mengubah dunia, yang akan menyentuh kehidupan manusia, sama sekali tidak ada yang memperhatikan
- Tetapi walaupun dunia tidak memeprhatikan William Gladstone, Abraham Lincoln dll namun Allah memperhatikan mereka
- Allah memakai mereka dengan luar biasa
Seandainya sdr dan saya adalah orang Yahudi yg hidup pada tahun 1020
BC, mungkin hal yang sama juga terjadi pada kita. Semua perhatian kita
akan difokuskan kepada Saul, raja pertama Israel. Saul adalah titik
pusat dunia Yahudi pada waktu itu. Dia memimpin negeri itu dengan keras.
Namun sementara itu, ada seseorang yang tidak berarti yang sedang
menjaga domba-domba ayahnya diperbukitan Yudea dekat desa Betlehem.
Seorang anak lelaki yang bernama Daud yang tidak diperhatikan
orang…….KECUALI ALLAH
Saya yakin bhw diantara saudara ini, ada orang-orang yang seperti
Daud, yg tidak menjadi pusat perhatian, namun sedang dipersiapkan Allah
untuk menjadi alat yang luar biasa ditangan Allah. Efesus 2:10