Ayat ini, paling banyak ditentang bukan hanya oleh agama lain tetapi bahkan dikalangan Kristen juga banyak yang menentangnya. Ada yang mengatakan bahwa ayat ini menganggap kekristenanlah satu-satunya agama yang benar, yang paling unik sebab hanya melalui Kristus, satu-satunya jalan.
Manusia zaman sekarang banyak menganut paham seperti ini:
* “Satu Tuhan dalam banyak jalan.”
* “Meskipun ada bermacam-macam agama, tujuannya adalah satu.
Bahkan seorang Kristen, teolog, filsuf bernama John Hick mengemukakan pandangan sesatnya seperti ini. John Hick mengatakan: semua agama sama, kita jangan lagi menekankan keabsolutan agama kita terhadap agama lain. John Hick mengatakan bahwa agama manusia sama dengan sinar matahari yang dibiaskan oleh atmosfir bumi ke dalam warna-warna yang berbeda dari pelangi. Banyak warna-warni pelangi, tetapi semuanya adalah pelangi
Ilustrasi lain yang dipakai untuk menggambarkan bahwa semua agama itu sama saja yakni manusia sama–sama buta
* Katanya, Setiap tradisi agama itu seperti tiga orang buta yang sedang memegang gajah dan menggambarkan bagaimana itu gajah.
* Orang buta pertama memegang kaki gajah, dan mengatakan: saya pikir gajah itu seperti pohon yang besar.
* Orang buta kedua tidak setuju dan mengatakan, gajah itu seperti ular yang sangat besar, sebab dia memgang belalainya.
* Orang buta ketiga mengatakan: salah, gajah itu seperti tembok besar, sebab dia memegang tubuh samping gajah.
Setiap orang buta yakin bahwa dirinya benar dan yang lainnya salah tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka semua sedang memegang gajah yang sama. Orang-orang buta ini adalah perumpamaan agama-agama besar di dunia ini, yang semuanya berhubungan dengan gajah tetapi tidak mengetahui gajah tersebut.
Masalahnya adalah kalau semua agama benar, lalu mengapa banyak kontradiksi dalam agama-agama? Jadi kita tidak dapat mengatakan semuanya benar, padahal pada waktu yang sama sedang terjadi kontradiksi yang vital. Apakah memang hanya ada satu jalan ke surga? Atau banyak jalan? Apakah yang dikatakan oleh Alkitab dan apa penjelasannya?
Mengapa hanya ada satu jalan? Mengapa bukan 2 atau 3 jalan? Kita akan melihat jawabannya dari Alkitab, mengapa hanya boleh satu jalan
Pertama, surga itu tidak sama dengan tempat di dunia ini
Manusia banyak salah mengerti tentang keberadaan surga. Mereka mengatakan bahwa orang-orang yang beragama itu seperti kumpulan manusia yang sedang berjalan di lembah yang panjang, mereka menyanyikan lagunya, mengembangkan kisah-kisahnya sepanjang abad. Tetapi mereka tidak sadar bahwa masih ada lembah yang lain, dimana ada kelompok lain yang juga berjalan dengan arah yang sama, tetapi dengan bahasa dan nyanyian dan kisah dan ide yang berbeda. Dan di lembah yang lain lagi ada kelompok yang lain yang seperti ini juga.
Jadi menurut mereka ada banyak kelompok-kelompok agama di dalam dunia ini yang sebenarnya berjalan dengan tujuan yang sama, tetapi dengan cara dan tempat yang berbeda. Dan suatu hari, kelompok-kelompok tersebut akan bertemu. Surga dianggap sebuah alamat di puncak gunung. Ini yang salah.
Manusia banyak salah mengerti tentang keberadaan surga. Surga dianggapnya sama dengan sebuah rumah di jalan A, atau di jalan B. Atau surga dianggap berada di sebuah kota, dimana ada banyak jalan ke sana. Sampai timbul ucapan,” banyak jalan menuju ke Roma.” Tomas , salah seorang murid Tuhan Yesus pun salah mengerti tentang surga atau rumah Bapa ini
Kita tahu bahwa Tomas adalah seorang murid yang setia, berani, namun juga murid yang banyak keraguan dan salah pengertian. Dia menafsirkan perkataan Yesus dengan cara yang biasa. Contohnya adalah dalam Injil Yohanes 14 ini. Dalam Yoh 14: 1-4 Tuhan Yesus sedang menghibur hati murid-murid agar mereka jangan gelisah dan agar mereka percaya kepada Allah dan juga percaya kepada Kristus, sebab di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal. Tuhan Yesus pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagi mereka. dan Tuhan Yesus akan datang kembali dan membawa mereka ke tempat Nya, supaya ditempat dimana Tuhan Yesus berada , mereka pun berada. dan dalam ayat 14 Tuhan Yesus berkata:” kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ”. Tomas langsung meresponi dalam ayat 5, Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh 14:5).
Tomas ingin tujuan yang jelas, tidak samar-samar, karena tanpa tujuan yang jelas bagaimana mungkin membicarakan jalan ke tempat itu? Seolah-olah Tomas berkata,” Tuhan, kami tidak tahu kemana tujuanMu, dan karena tidak tahu kemana tujuanMu, lalu bagaimana kami bisa tahu jalan ke situ? Tomas mereponi kalimat Tuhan Yesus dengan cara yang biasa, cara duniawi
Misalnya, saya mengatakan kepada istri saya seperti ini, ” istriku, saya pergi yah????
Lalu istri saya menjawab, ” pergi kemana suamiku?
Saya menjawab,” kamu tahulah jalan ke situ”.
Pasti istri saya akan bengong. Lho, bagaimana saya bisa tahu jalan ke situ, kamu mau pergi kemana saya juga enggak tahu.
Bagaimana saya bisa tahu jalan ke situ, situnya juga saya enggak tahu dimana? tujuanmu saya tidak tahu, bagaimana mungkin saya bisa tahu jalan ke situ.
Saya kira ini jelas. Bila saya menyebutkan tempat, misalnya saya mau ke MALL Kelapa Gading, saudara pasti tahu jalan ke situ. Tapi kalau saya tidak menyebut tujuan dan saya mengatakan ,” saya mau pergi, saudara pasti tahu jalan ke situ. Maka ini akan membuat saudara bertanya-tanya. Hal ini merupakan respon yang normal.
Tomas pun meresponi secara normal perkataan Tuhan Yesus. Padahal kalimat Tuhan Yesus tidak bisa direspon secara demikian. Tujuan Yesus pergi yakni rumah Bapa, tidaklah bisa direspon secara normal seperti itu. sebab alamat rumah Bapa bukan seperti alamat Mall KelapaGading, alamat BPK, atau alamat BII. Tomas berpikir bahwa rumah Bapa adalah sebuah lokasi yang memiliki alamat seperti layaknya di bumi ini, sehingga dengan mengetahui alamatnya, maka kita bisa pergi ke sana. Terserah mau lewat mana, mau lewat jalan Tol, mau lewat Amerika, atau mau lewat bulan juga boleh. yang penting tahu alamatnya.
Namun masalahnya Surga bukan seperti alamat di bumi ini. di bumi ini kalau sudah tahu alamatnya, maka hanya dengan sedikit petunjuk, saudara bisa tiba ke tempat itu. Jalan menuju ke surga, bukan melalui jalan yang biasa. Bukan dengan memakai peta, bukan dengan memakai pemandu. Bukan dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu langit ke langit yang lain dari satu planet ke planet yang lain. Jika surga itu berada di planet Pluto, maka akan ada banyak jalan menuju ke Pluto. Masalahnya adalah surga tidak berada di Planet Pluto. Tuhan Yesus tidak menyebut alamatnya surge. Ini yang salah dimengerti oleh Tomas dan murid-murid pada waktu itu. Ini juga yang banyak disalah mengerti oleh manusia, sehingga surga digambarkan sebagai sebuah alamat dimana banyak jalan untuk mencapainya. Mengapa hanya ada satu jalan? Sebab surga itu bukan seperti alamat di bumi yang dapat dicapai melalui jalan yang bervariasi. Surga itu unik, dicapai hanya melalui jalan yang dibuat sendiri oleh Allah
Kedua, mengapa hanya ada satu jalan? Sebab hanya Kristuslah yang memenuhi syarat untuk menjadi jalan ke surga
Syarat untuk menjadi jalan ke surga adalah kebenaran dan hidup. Kita akan melihat penjelasannya dari Yoh 14:6 ini. Tuhan Yesus mengatakan,” Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Memang disini memakai 3 kata yang penting, yakni jalan, kebenaran dan hidup. Namun hanya satu kata yang merupakan fokus dari perkataaan Tuhan Yesus ini. Fokusnya bukan kata kebenaran, juga bukan kata hidup, tetapi fokusnya adalah pada kata jalan. Kata kebenaran dan hidup menjelaskan kata jalan. Kata jalan ini merupakan kata kunci. Alasannya adalah ketika Tuhan Yesus mengatakan “:Akulah jalan kebenaran dan hidup, Tuhan sedang menjawab pertanyaan Tomas dalam ayat 5. Dalam ayat 5 Tomas bertanya, Tuhan , kami tidak tahu kemana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ? dan Tuhan Yesus menjawab, Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Jadi penekanan Tuhan Yesus adalah bahwa diriNya adalah jalan.
Tuhan Yesus adalah jalan kepada Allah. Dia adalah jalan kepada Allah karena Dia adalah kebenaran Allah dan hidup Allah. Yesus adalah kebenaran karena Dia adalah penyataan Allah yang paling tertinggi. Dirinya sendiri bercerita banyak tentang Allah. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yoh 1:18). Dia sendiri adalah Allah (Yoh 1:1).
Yesus adalah hidup. Yohanes mengatakan , “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia (Yoh 1:4). Dia memiliki hidup dalam diriNya sendiri. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. (Yoh 5:26). Kita tidak memiliki hidup dalam diri kita sendiri. Tanpa Allah kita tidak mati, tanpa udara , makanan, minuman kita mati. Kita bergantung kepada hla-hal yang dari luar diri kita.Namun Kristus memiliki hidup dalam diriNya sendiri. Dia tidaklah bergantung kepada hal-hal yang di luar diriNya. Tanpa kita Dia tetap hidup. Tanpa alam semesta, Dia tetap hidup. Inilah artinya bahwa Kristus adalah hidup. Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. (1Yoh 5:20). Hanya karena Yesus adalah kebenaran dan hidup, maka Dia dapat menjadi jalan bagi manusia untuk datang kepada Allah. Jalan bagi murid-muridNya untuk mendapatkan banyak tempat di surga, di rumah Bapa dan juga menjadi jawaban terhadap pertanyaan Tomas.
Tomas seharusnya dapat mengerti sekarang bahwa jalan ke surga bukanlah seperti mencari alamat dan kemudian kita mencari jalan masing-masing untuki sampai ke alamat itu. Jalan ke surga harus melalui seseorang yang adalah kebenaran dan hidup. Hanya Allah adalah kebenaran dan hidup. Tidak ada manusia yang mengklaim dirinya sebagai kebenaran dan hidup, sebab tidak ada seorangpun yang benar dan tidak ada manusia yang dapat hidup selama-lamanya dan tidak ada manusia yang hidupnya tidak bergantung kepada hal-hal di luar dirinya. Semua manusia bergantung. sehingga tidak bisa menjadi jalan kepada Allah. Karena Yesus adalah kebenaran Allah, dan hidup Allah, maka Dia lah yang menjadi jalan kepada Allah. Hanya Dia sendiri yang boleh mengatakan, perkataan seperti ini, ” Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh 14:6b). Hanya Kristuslah yang memenuhi syarat untuk menjadi jalan ke surga.
Sebagai jalan, Kristus menjadi perantara antara Allah dengan manusia. sebagai kebenaran, Kristus menjadi pengantara dalam menyatakan kebenaran Allah. Dan sebagai hidup, Kristus menjadi pengantara keselamatan, supaya manusia boleh memiliki hidup yang kekal dari Allah
Semua kebenaran, memang adalah kebenarannya Allah dan semua hidup adalah miliknya Allah, tetapi kebenaran Allah dan hidup Allah ada di dalam Kristus yang berinkarnasi. Oleh sebab itulah Dia layak menjadi jalan satu-satunya menuju ke rumah Bapa. Tanpa jalan itu, maka tidak akan ada perjalanan menuju ke surge. Tanpa kebenaran itu, maka tidak akan ada pengenalan Allah. Tanpa hidup itu, tidak akan ada kehidupan. Tuhan Yesus lah jalan yang harus kita ikuti, kebenaran yang harus kita percayai, dan hidup yang harus kita harapkan. Di luar Kristus, saudara tidak akan pernah bisa sampai ke surga. Jalannya hanya satu, melalui Kristus. Tanpa Kristus, keluarga, atau pun teman-teman kita akan binasa dalam kekekalan.
Jadi jelas, saudara tidak akan mendapatkan keselamatan dengan perbuatan baik, atau melalui jalan yang lain, hanya melalui Kristus ada keselamatan.