Info
  • Meninggalkan Warisan
    Amsal 13:22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.
  • Good Idea Vs God's Idea
    Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

ALLAH TRITUNGGAL YANG HIDUP DAN BERKARYA (2 Korintus 13:13)


Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. (2 Kor 13:14) ” MENJUAL SISIR PADA BIKSU” Ada sebuah perusahaan “pembuat sisir” yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru. Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan … jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari. Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir. Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara. Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C) Pimpinan pewawancara memberi tugas : “Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu.” Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan. Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A : “Berapa banyak yang sudah anda jual?” Mr. A menjawab: “Hanya SATU.” Si pewawancara bertanya lagi : “Bagaimana caranya anda menjual?” Mr. A menjawab: ” Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda – dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean.” Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B : “Berapa banyak yang sudah anda jual?” Mr. B menjawab : “SEPULUH buah.” “Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha.” Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C : “Bagaimana dengan anda?” Mr. C menjawab: “SERIBU buah!” Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran. Si pewawancara bertanya : “Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?” Mr. C menjawab: “Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, ‘Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.’ Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!” Persoalan penjual sisir tadi bukanlah persoalan matematik. Kalau memakai hitungan matematik, maka idak mungkin menjual sisir kepada biksu karena biksu tiidak punya rambut da tidka hutun sisir. Namun penjual terakhir bisa meouhat lebih daripada perosalan matematik saja. Dia melihat bhwa sisir bisa dijual dri sisi lain. Sisir bisa dijual bukan kepad biksu tetpi kepada pengunjung vihara Defenisi Tritunggal Persoalan Allah Tritunggal juga bukanlah persoalan matematik dimana 1+ 1+ 1= 1. Tritunggal harus dilihat dari sudut pandang yang lain, yakni dilihat dari sudut pandang relasi atau fungsi antara pribadi pribadi dalam Tritungga; pda wkita bisa melihat seperti iini maka kita akan memahami Allah Tritunggal dengan lebih baik. Kata Tritunggal tidak pernah ditemukan dalam Alkitab, namun idenya banyak terdapat dalam Alkitab baik itu dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kata Trinity berarti tri-unity atau three-in- oneness. Ada tiga pernyataan yang mesti kita hapal supaya pemahaman kita tentang Tritunggal benar dan tidak salah. pertama, Allah adalah tiga Pribadi kedua, Setiap Pribadi adalah sepenuhnya Allah Ketiga, Hanya ada satu Allah Allah adalah tiga Pribadi Dari nats yang tadi kita baca, jelas Nampak ada 3 pribadi: Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Tuhan Yesus memerintahkan agar baptisan dilakukan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Fakta bahwa Allah tiga Pribadi berarti bahwa Bapa bukanlah Anak, mereka adalah Pribadi-Pribadi yang berbeda. Ini juga berarti Bapa bukanlah Roh Kudus, dan Anak bukan Roh Kudus. Perbedaan-perbedaan ini nampak nampak di dalam pasal-pasal sbb : Yoh 1:1-2 Firman berbeda dengan Bapa, Yoh 17:24, 1 Yoh 2:1, Ibr 7:25, Bapa bukanlah Roh Kudus, dan Anak bukan Roh Kudus ( Yoh 14:26; Roma 8:27; Mat 28:19; Yoh 16:7). Allah adalah tiga Pribadi. Jika seseorang menyangkali pernyataan pertama, bahwa ada tiga Pribadi, maka akan muncul ajaran sesat. Apa kesesatannya? Sesatnya adalah Allah hanya satu Pribadi tetapi memiliki nama-nama yang berbeda. Kadang-kadang Dia menyebut dirinya Bapa, kadang-kadang menyebut dri Anak dan kadang-kadang menyebut diriNya Roh Kudus. Contohnya: Bapa, pengacara, Diaken. Jika kita menyangkali pernyataan pertama ini maka kita akan masuk ke dalam ajaran sesat modalisme. Modalisme menyatakan bahwa hanya ada satu Pribadi yang menyatakan diri kepada kita dengan tiga bentuk atau cara yang berbeda. Dalam PL Allah menyatakan diriNya sebagai Bapa, dan melalui Injil Allah menyatakan diriNya sebagai Anak, dan setelah Pentakosta, Allah menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus. Ini aliran sesat, Pernyataan penting pertama yang mesti kita ingat adalah Allah itu tiga pribadi Setiap Pribadi adalah sepenuhnya Alah * Bapa adalah Allah. Ini terbukti dari ayat-ayat Alkitab bahwa Allah menciptakan langit dan bumi * Selanjutnya adalah Anak sepenuhnya Allah. Yoh 1:1-4; Yoh 20:28 * Roh Kudus sepenuhnya Allah. Kis 5: 3-4; Maz 139: 7-8; 1 Kor 2:10-11 setiap Pribadi adalah sepenuhnya Allah. Jika kita menyangkali pernyataan kedua, bahwa setiap Pribadi adalah sepenuhnya Allah, maka kita akan menganggap bahwa Allah Tritunggal ini hanyalah llah-allah yang diciptakan oleh satu Allah. Misalnya kita menyangkali Yesus dan Roh Kudus sebagai Allah, maka Yesus dan Roh Kudus hanya dianggap sebagai ciptaan dari Bapa saja. Hanya ada satu Allah Memang ada tiga Pribadi yang berbeda, tetapi hanya ada satu esensi Allah/keberadaan Allah. Bukan ada tiga esensi atau bukan ada tiga keberadaan Allah. Hanya ada satu Allah. Kita dapat mendefinisikan bahwa Allah Tritunggal adalah ; satu esensi tiga pribadi. Pribadi ini adalah Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan setiap Pribadi adalah Allah yang penuh. Lalu apa itu esensi? Para filsuf kadang memakai contoh berikut untuk menjelaskan mengenai esensi. Misalnya ada tiga orang, yakni mas untung, Mas tarmo, mas bagyo. Mereka adalah tiga individu dengan satu esensi yang sama yaitu esensi kemanusiaan(manhood). Tetapi esensi kemanusia (manhood) merupakan suatu abstraksi. Kita bisa mencubit mas untung, tetapi kita tidak bisa mencubit manhood, sebab Manhhod adalah sesuatu yang abstrak. Kita bisa merayu mas tarmo, tetapi tidak bisa merayu kemanusiaan, sebab kemanusiaan adalah abstrak. Jadi esensi kemanusian adalah sesuatu yang abstrak. Contoh yang lain adalah Misalnya ada tiga anjing, yakni Scooby doo, scrappy doo, dooby doo. Mereka adalah tiga individu dengan satu esensi yang sama yaitu esensi keanjingan (doghood). Tetapi doghood merupakan suatu abstraksi. Kita bisa mengenakan kekang kepada Scooby doo, tetapi kita tidak bisa mengekang doghood. Kita bisa memberi makan kepada Scooby doo tapi tidak bisa memberi makan kepada esensi keanjingan, karena esensi keanjingan adalah sesuatu yang abstrak. Hal ini sangat berbeda dengan Tritunggal. Ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, anak dan Roh Kudus dan satu esensi yaitu Godhood, keilahian. Namun Keilahian ini tidak abstrak. Esensi Allah itu nyata. Sangat berbeda dengan esensi kemanusiaan, keanjingan, yang semuanya abstrak. Esensi Allah itu nyata. Makanya filsafat pun tidak bisa menjelaskan secara tuntas Tritunggal ini. Jadi Allah Bapa itu pribadi, Allah anak juga Pribadi, Allah Roh Kudus juga pribadi, dan semuanya adalah satu Allah, satu esensi, satu keberadaan. dan keberadaan itu nyata atau kongkrit. Hanya ada satu Allah. Jika kita menyangkali pernyataan ketiga bahwa hanya ada satu Allah, maka akan membuat kita menjadi politeis yakni percaya kepada tiga Allah. Dan ini jelas bertentangan dengan Alkitab Allah Tritunggal adalah Allah yang hidup Allah tritunggal adalah Allah yang hidup . Jika Allah hanya satu pribadi saja dan bukan tiga pribadi, maka allah yang seperti itu bukanlah Allah yang hidup. Allah yang hanya sendirian saja dalam keberadaan nya bukanlah Allah yang hidup dan juga bukan Allah yang kasih.mengapa? saya akan menjelaskan berikut ini Perlu untuk diingat bahwa doktrin Tritunggal berhubungan dengan studi tentang atribut Allah. Allah memiliki atribut Mahakuasa, Mahahadir, Mahatahu, Mahakasih. Atribut Allah mahakasih tidak mungkin ada kalau Allah itu hanya satu pribadi. Jika Allah hanya sendirian dan tidak dalam tiga pribadi maka kasih tidak mungkin ada dalam Allah. Mengapa? Sebuah kesendirian tidak dapat mengasihi. Allah dapat merupakan kasih hanya jika Allah adalah Tritunggal. C.s lewis mengatakan bahwa banyak orang memakai istilah Kekristenan bahwa Allah adalah kasih. Tetapi jika kita memperhatikan kata kata Allah adalah kasih. Kata kata Allah adalah kasih baru menjadi rill jikalau Allah itu minimal terdiri dari dua pribadi. Kasih adalah sesuatu yang satu pribadi miliki untuk pribadi yang lain. Jika Allah adalah satu pribadi maka sebelum dunia dijadikan ia bukan kasih. Sebab bagaimana dia bisa kasih kalau tidak ada pribadi yang lain yang diberikan kasih itu. Kalau Allah hanya sendirian saja maka Allah sangat bergantung kepada manusia untuk menyatakan kasihnya. Dan kalau Allah bergantung kepada sesuatu yang di luar diri Allah, maka itu sudah bukan Allah lagi. Kalau Allah bukan kasih maka Allah juga tidak mungkin berpribadi. Allah yang tidak berpribadi tidak mungkin adalah Allah yang hidup. Patung tidak memiliki kepribadian maka patung itu tidak hidup. Allah yang tidak berpribadi adalah allah dalam khayalan saja. Jadi kalau kita berbicara mengenai Allah yang hidup , Allah yang penuh kasih, maka Allah yang hidup dan penuh kasih itu tidak mungkin sendirian. Allah yang hidup dan penuh kasih mesti lebih dari satu pribadi. Supaya Pribadi Pribadi itu dapat menyatakan kasih satu dengan yang lain dan tidak bergantung kepada sesuatu yang di luar diri mereka. Oleh sebab itu, hanya konsep Tritunggal lah yang bisa menjelaskan mengenai Allah yang hidup dan penuh kasih. Jikalau Allah tidak terdiri dari tiga pribadi, maka allah seperti itu tidak berpribadi dan tidak hidup Banyak orang kristen yang takut mengatakan bahwa konsep kita tentang Allah adalah Allah Tritunggal. Dalam penginjilan kita tidak berani mengemukakan itu. Kita menganggap bahwa inilah titik lemah Kekristenan. Sebenarnya justru sebaliknya. Tritunggal merupakan kekuatan dari iman kepercayaan kita. Sebab konsep Allah yang masuk akal adalah konsep Tritunggal dan bukan konsep allah yang sendiri. konsep allah yang sendirian justru tidak masuk akal. Allah yang sendiri bergantung kepada sesuatu yang di luar dirinya sendiri untuk menyatakan kasihNya. Dan kalau sudah seperti itu, maka Pribadi yang seperti itu sudah bukan lagi Allah. Saudara bisa menjelaskan Tritunggal dengan mununjukkan hasil karya dari Allah Tritunggal. Alkitab mengatakan bahwa ciptaan menceritakan tentang kemuliaan Allah. Dalam dunia ini sangat banyak cerminan mengenai Tritunggal. Tritunggal adalah kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan. Ciptaan Allah dipenuhi dengan model seperti ini. Bumi ini sangat beragam namun semuanya bergerak dalam satu kesatuan. Jika bumi tidak bergerak dalam satu kesatuan, maka bumi ini sudah lama musnah. Pasti akan terjadi tabrakan di luar angkasa. Dalam tubuh kita saja memiliki sangat banyak keragaman. Dalam tubuh kita ada hati ada jantung ada limpah ada ginjal ada otak ada paru. Sangat beragam. Tetapi semuanya bergerak dalam sebuah kesatuan Ciptaan mengarahkan kita kepada Allah dan bahwa Allah itu Tritunggal. Ciptaan tidak membawa keselamatan tetapi ciptaan tidak membiarkan Allah tanpa kesaksian. Menurut john calvin, ciptaan itulah sendiri adalah sebuah gambar, sebuah jendela yang melaluinya kita dapat melihat sesuatu tentang pencipta Nya. Trinitas tidak bisa terlihat secara langsung namun kekuatan Allah yang kekal dan keilahiannya (roma 1:20) terlihat dengan jelas. Disekitar kita sangat banyak kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan. ini diperlihatkan di seluruh alam semesta. Bahkan hasil karya manusia juga menunjukkan kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan. Mahluk dan alam merupakan jubah-jubah yang Allah kenakan untuk memberikan kesaksian bahwa pencipta adalah Tritunggal. Alam semesta memilikinya hubungan satu dengan yang lain. Hewan memiliki hubungan juga satu dengan yang lain. manusia juga memiliki relasi satu dengan yang lain dan semuanya berada dalam kesatuan dalam alam semesta ini Ciptaan menunjuk kepada trinitas. Sekalipun ciptaan tidak membuktikan Trinitas secara matematis dan logis namun ciptaan memberikan kesaksian seperti dalam sebuah cermin. Semua fenomena alam memang tidak secara tepat sejajar dengan trinitas tetapi fenomena menunjukkan adanya kesatuan dalam keragaman serta merefleksikan karakter Allah. Trinitas yang kudus. Allah Tritunggal berada dalam kesatuan. Kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan. Orang orang Kristen seharusnya bisa hidup seperti ini, kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan. Rumah tangga kita, pelayanan kita, harusnya berada dalam kesatuan walaupun ada banyak keragaman di dalamnya. Jikalau kita ingin bersehati dalam pelayanan, jikalau kita ingin keluarga kita berada dalam kesatuan dna keharmonisan, maka teladanilah relasi dari Allah Tritunggal, yakni relasi Bapa dengan Anak, dengan Roh Kudus. Dalam relasi relasi itu, setiap pribadi tidak mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri melainkan pribadi lainlah yang mempermuliakan nya. Dalam ibrani 5: 5 dikatakan: “Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”, Robert letman mengatakan : Bapa mengijinkan Anak membawa masuk kerajaan, Anak membawa kita kepada Bapa, sementara Roh tidak berbicara tentang diriNya tetapi bersaksi tentang Anak. Gregory dari nyssa menuliskan seperti ini ” tiap tiap pribadi dari ketiga Pribadi mencari kemuliaan dari Pribadi Pribadi yanga lain. Ada sebuah lingkaran kemuliaan yang berputar dari yang serupa kepada yang serupa. Anak dimuliakan oleh Roh, Bapa dimuliakan oleh Anak dan anak memiliki kemuliaanNya dari Bapa dan sang Anak tunggal menjadi kemuliaan Roh. Roh Kudus mengasihi dengan menjadikan diriNya berada di latarbelakang, Bapa dengan melupakan diriNya sendiri mengasihi Anak dimana Dia menempatkan semua sukacitaNya kepada Anak. Sedangkan Anak sendiri menolak Aku Nya sendiri agar Bapa dinyatakan dan Roh memancar. Tanpa adanya kasih yang sempurna ini maka tidak akan ada kasih di dunia ini. Kita yang lahir dari Allah dan mengenal Allah dituntut untuk hidup dalam persekutuan kasih seperti yang dinyatakan oleh Allah Tritunggal. Bapa mengasihi Anak, Anak mengasihi Bapa, Bapa mengasihi Roh Kudus. Roh Kudus mengasihi Bapa. Anak mengasihi Roh Kudus. Roh Kudus mengasihi anak. Kasih diantara tiga pribadi ini berada dalam satu kesatuan yang tidak mungkin terputus. Kita juga dimampukan untuk mengambil bagian dalam dalam kodrat ilahi dan dibawa dalam persekutuan kasih. Jika kita ingin hidup dalam kesatuan, maka arahkanlah segala sesuatunya kepada Allah Tritunggal Lakukanlah pelayanan saudara dengan melupakan si aku. Janganlah mencari cara untuk memuliakan dirimu ATAU mencari puiian bagi dirimu sendiri. Melainkan hormatilah orang lain teman pelayanan mu. Jadilah pelayan Tuhan yang melupakan si aku tetapi dahulukan lah kepentingan orang lain. Pikirkanlah cara, bagaimana saya bisa menyatakan kasih saya kepada orang lain, dna bukannya bagaimana mencari cara agar orang lain mengasihi saya. Gereja akan aman kalau gereja dapat meneladani Allah Tritunggal. Demikian juga rumah tangga akan bertahan sampai mati dalam kesatuan jika suami maupun istrinya hidup meneladani pola Allah Tritunggal. Memang suami istri tidak selalu sama dalam sifat, kebiasaan, dan cara berpikir. Namun semua perbedaan itu dapat diatasi jikalau setiap kita berusaha menyatakan kasih kita kepada pasangan kita masing masing tanpa memikirkan si “aku”. Si Aku yang terlalu banyak dipikirkan akan merusak kesatuan. Saat si Aku mendominasi… maka Si Aku ingin didahulukan Si Aku ingin diperhatikan Si Aku ingin diapresiasi Si Aku ingin dihargai Si Aku ingin dianggap ada Si Aku ingin bermanja-manja Si Aku ingin didengarkan Si Aku ingin diprioritaskan Si Aku ingin ditanya walaupun hanya sekedar untuk memastikan Si Aku ingin obrolan ringan Sekali ini saja, si Aku ingin menjadi nomor satu Saat si Aku mendominasi.. Wah, pasti repot jadinya. Kesatuan akan rusak, yang ada hanyalah kekacauan. Dan itu bukan teladan dari Allah Tritunggal yang tidak mementingkan si aku, melainkan pribadi lainnya dan menyatakan kasih kepada pribadi pribadi yang lain. Di Amerika Serikat, secara iseng seorang pendeta bertannya pada jemaatnya. “Seandainya saudara-saudara makan anggur, yang bagaimana saudara makan dahulu? Yang buahnya besar-besar manis, atau yang kecil? Pertanyaan ini sangat gampang sekali dijawab. Namun dari hasil jawaban itu ditemukan berbagai jawaban yang berbeda. Golongan jemaat yang pertama mengatakan, “Bagi saya bukan anggur yang besar maupun buah anggur yang kecil itu sama saja”. Jumlah jemaat golongan pertama lebih kurang sepuluh persen. Golongan jemaat yang kedua mengatakan, “Bagi saya, buah anggur yang ingin saya makan dahulu adalah buah anggur yang besar, barulah kemudian yang kecil. Namun itupun tergantung pada situasi, kalau saya sendiri, maka saya bebas memilih mau yang kecil atau yang besar lebih dahulu, terserah saya. Tetapi kalau makannya ramai-ramai, maka saya akan makan yang lebih besar dahulu, sebab kalau tidak demikian maka saya akan ketinggalan!” Demikian jawaban gologan kedua. Dari hasil jawaban ini akhirnya pendeta mengambil kesimpulan, lebih banyak jawaban yang menjurus kepada kepentingan diri sendiri. Orang-orang percaya, tentu tidak diajarkan demikian, kita bahkan diminta untuk mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk orang lain. Dan Tuhan Yesus telah terlebih dahulu melakukannya. Allah Tritunggal sudah menyatakan ini dalam rellasi Pribadi Pribadi Tritunggal Paulus menuliskan seperti ini: agar kita jangan mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (Filipi 2:3-5) Sekali ini saja, si Aku ingin menjadi nomor satu Saat si Aku mendominasi.. Wah, pasti repot jadinya. Kesatuan akan rusak, yang ada hanyalah kekacauan. Dan itu bukan teladan dari Allah Tritunggal yang tidak mementingkan si aku, melainkan pribadi lainnya dna menyatakan kasih kepada pribadi pribadi yang lain.