Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. (Mar 3:1-6)
Yesus masuk ke rumah ibadat. Di dalam rumah ibadat itu ada utusan dari Sanhedrin. Mereka adalah pemimpian pemimpin agama yang menjaga orang orang yang dicurigai. Jadi mereka ada di dalam rumah ibadat bukan untuk beribadah melainkan untuk mengawasi Tuhan Yesus.Di dalam rumah ibadat itu ternyata ada seorang yang lumpuh sebelah tangannya. Menurut William Barclay, kata Yunani yang dipakai menunjukkan bahwa tangan orang ini tidaklah lumpuh sejak lahir. Tangannya lumpuh karena sebuah penyakit. Menurut tradisi, orang ini adalah tukang batu dan dia datang meminta tolong kepada Tuhan Yesus karena dia tidak dapat bekerja kalau sebelah tangannya lumpuh. Dia juga tidak mau mengemis. Dia ingin bekerja.
Tuhan Yesus tahu bahwa hari itu adalah hari sabat. Menyembuhkan pada hari sabat sama saja dengan mencari masalah dengan pemimpin pemimpin agama Yahudi yang mengawasinya pada waktu itu. Orang Yahudi sangatlah keras memelihara hari sabat. Semua pekerjaan dilarang untuk dilakukan. Menyembuhkan manusia juga termasuk pekerjaan bagi mereka. Tabib hanya bisa menolong orang kalau orang itu benar benar sekarat, misalnya perempuan yang mau melahirkan, korban tabrakan maut. Kalau mereka yang tabrakan maut, masih hidup maka boleh ditolong. Tetapi kalau sudah mati, maka mayatnya harus dibiarkan sampai hari sabat berlalu. Tangan yang patah tidak boleh dirawat, Jari yang teriris pisau boleh dibalut tetapi tidak boleh diberi obat. Prinsipnya adalah pada hari sabat, luka luka hanya dijaga agar jangan semakin parah sakitnya, namun tidak perlu disembuhka pada hari sabat. Sikap pemimpin agama terhadap sabat sangatlah kaku dan keras.
Yesus mengetahui akan hal ini dan kondisi dari orang yang mati sebelah tangannya tidaklah membawa kematian. Kalau tunggu sampai besok juga tangan itu tidak akan bertambah parah. Jadi ketika orang yang lumpuh sebelah tangannya itu datang kepada Tuhan Yesus maka ini merupakan sebuah ujian bagi Tuhan Yesus. Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Dia menanyakan 2 pertanyaan
Pertama, : “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat.
Tuhan Yesus membawa mereka ke dalam sebuah dilemma. Memang mereka mengakui bahwa berbuat baik pada hari sabat diperbolehkan, dan Tuhan Yesus saat itu hendak berbuat baik dengan menolong orang yang lumpuh tangannya. Dan kalau mereka membiarkan seseorang tetap berada dalam keadaan cacat, padahal mereka mampu menolongnya maka hal itu pun adalah jahat.
Kedua, manakah yang diperbolehkan, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Disini Tuhan Yesus masuk ke dalam inti permasalahan. Dia sedang berusaha menolong orang cacat ini, sedangkan pemimpin Yahudi sedang memikirkan cara cara untuk membunuhNya. Secara langsung disini Tuhan Yesus mengatakan bahwa pemimpin pemimpin Yahudi ini jahat, yakni sedang berusaha menjebaknya untuk membunuhnya, padahal Dia sedang berusaha menolong orang. Pemimpin Yahudi itu akhirnya terdiam saja. Lalu Tuhan Yesus pun menyembuhkan tangan orang tersebut.
Dari kisah ini kita belajar bahwa menjadi orang Kristen tidak cukup hanya dengan rajin ke gereja, rajin berdoa, tetapi kita juga harus rajin menolong orang yang membutuhkan bantuan. Kita harus mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama kita. Jangan menjadi seperti pemimpin pemimpin agama Yahudi yang hanya kelihatannya rajin ke bait Allah, tetapi sebenarnya hatinya jahat. Mereka tidak mau melihat orang yang lumpuh sebelah tangannya sembuh. Mereka hanya memikirkan bagaimana caranya bisa membunuh Tuhan Yesus. Jadilah anak anak Tuhan yang bukan hanya lahiriah baik, tetapi juga hatimu baik, penuh dengan belas kasihan.