Hawa nafsu bukanlah masalah sepele
Banyak orang menganggap remeh hawa nafsu. Mereka beranggapan bahwa hawa nafsu seksual adalah wilayah pribadi. Yang penting adalah saya tidak merugikan orang lain. Apalagi kalau saya juga melakukan aktivitas social, di masyarakat di gereja, maka urusan hawa nafsu adalah masalah kecil. Bagi mereka, melihat gambar gambar porno di internet, atau di majalah Playboy adalah sepele, tidak sepenting urusan saya di kampus atau di gereja atau di kantor. Bagaimana dengan hubungan seks bebas? Ada juga yang beranggapan, bahwa itu pun bukan masalah. Yang penting di dalamnya tidak ada pemaksaan, suka sama suka, dan saling menyenangkan satu sama lain. Bagaimana pendapat saudara?
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa hawa nafsu termasuk dosa seksual bukanlah masalah sepele. Bacalah Matius 5: 28-29. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (29) Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Bukanlah Nampak dari ayat ini bahwa dosa hawa nafsu bukanlah masalah sepele. Itu adalah masalah serius yang harus dihadapi dengan keras. Mengapa bisa sangat serius? Karena dampaknya sangatlah serius bagi diri kita. Kalau saudara tidak berjuang dalam studimu atau pekerjaanmu, apakah dampaknya? Dampaknya hanyalah tidak lulus, tidak mendapatkan kebutuhan kebutuhan hidupmu. Hidupmu hanya akan susah di dunia ini. Sebaliknya, kalau kalau saudara tidak berjuang melawan hawa nafsu? Maka dampaknya bukan hanya tidak lulus, tidak mendapatkan uang, tetapi saudara akan dilemparkan ke dalam neraka. Dampak buruk kalau kita tidak berjuang untuk hidup kita adalah kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dan keinginan keinginan kita. Namun dampak buruk dari tidak berjuang melaawan hawa nafsu adalah berdampak kekal, yakni jiwamu akan binasa. John Piper mengatakan bahwa penghakiman terakhir allah jauh lebih menakutkan daripada pembinasaan duniawi. Resiko dari hawa nafsu ini jauh lebih besar daripada bom atom, daripada AIDS, daripada perang. Hawa nafsu, seperti percabulan, kenajisan, nafsu jahat dan juga keserakahan , semuanya itu mendatangkan murka Allah.(Kolose 3:5-6). Murka Allah ini jauh lebih menakutkan daripada murka manusia. Karena mereka yang melakukan percabulan, kecemaran dan hawa nafsu tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. (Galatia 5:21).
Hawa nafsu dan keselamatan kekal
Tuhan Yesus memakai ancaman neraka untuk menunjukkan betapa seriusnya dosa hawa nafsu karena doa ini akan menyebabkan seseorang dilemparkan ke dalam neraka. Lalu kita mungkin bertanya, bagaimana dengan orang Kristen? Apakah kita akan kehilangan keselamatan? Apakah jika orang Kristen melakukan dosa hawa nafsu, dia akan masuk ke neraka? Ada banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa dosa hawa nafsu yang mereka lakukan tidaklah berhubungan dengan keselamatan kekal mereka. Mereka beranggapan bahwa kalau saya sudah percaya kepada Kristus, maka walaupun saya melakukan dosa hawa nafsu maka saya pasti tetap masuk sorga dan ancaman Tuhan Yesus yang akan melemparkan pezinah dalam neraka, tidaklah berlaku untuk saya. Betulkah pandangan seperti ini?
Apakah maksud perkataan Tuhan Yesus ini? Apakah maksudnya bahwa jika seseorang jatuh ke dalam dosa hawa nafsu maka orang itu tidak akan masuk sorga. Yang Tuhan Yesus maksudkan disini bukanlah soal jatuh ke dalam dosa hawa nafsu. Yang Tuhan Yesus maksudkan adalah jika anda tidak berjuang melawan dosa hawa nafsu maka saudara akan dilemparkan ke dalam neraka. Jika saudara tidak memerangi dosa seksual maka saudara tidak akan masuk ke dalam sorga. Pada saat kita berperang melawan dosa, bukan berarti bahwa kita selalu akan berhasll dalam peperangan itu. Kita bisa saja kalah dna gagal. Namun intinya adalah saya berniat memerangi dosa itu. Hati saya sudah memutuskan untuk berperang melawan segala dosa hawa nafsu. Inilah tanda dari orang Kristen yang sudah diselamatkan.
Orang Kristen yang sudah diselamatkan tidak akan kehilangan keselamatannya. Tuhan Yesus mengatakana “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yohanes 10:28). Semua orang yang telah dibenarkan, pasti akan dimuliakan (roma 8:30). Artinya, adalah tidak ada orang yang dibenarkan akan terhilang. Namun kita mesti ingat bahwa ada ayat ayat alkitab yang mengatakan bahwa mereka yang melakukan dosa percabulan akan terhilang (Galatia 5:21; mereka yang tidak mengejar kekudusan tidak akan melihat Tuhan ( Ibrani 12:14), dan mereka yang menyerahkan diri kepada keinginan keinginan jahat akan menerima murka Allah ( Kolose 3:6). Apakah kedua bagian Alkitab ini bertentangan? Bagian yang satu mengatakan tidak akan kehilangan keselamatan, sedangkan yang laun mengatakan bahwa mereka yang tidak mengejar kekudusan akan binasa? Sebenarnya kedua bagian alkitab itu tidaklah bertentangan. Seseorang yang memiliki iman yang sejati, pasti akan dikuduskan oleh iman itu. Iman yang menyelamatkan pasti akan menghasilkan sebuah pengudusan. Iman yang menyelamatkan dari neraka pasti akan menyelamatkan juga dari ahwa nafsu. Ini bukan berarti bahwa hidup kita akan tanpa cacat dan tanpa dosa. Iman yang sejati pasti akan menghasilkan sebuah perlawanan yang tekun terhadap dosa. Iman yang sejati tidak akan menyerah terhadap dosa. Iman yang sejati akan berperang melawan hawa nafsunya. Orang yang punya iman sejati tidak akan berdiam diri dan menyerah saja terhadap hawa nafsu. PAda saat Tuhan Yesus mengatakan “jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (30) Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Mat 5:29-30 . Apakah maksud perkataan Tuhan Yesus ini? Maksudnya adalah dosa itu harus dihadapi dengana keras. Kita mesti melawan dosa. Kita tidaklah menyerahkan diri kepada dosa, tetapi melawannya.
Bagaimana melawan hawa nafsu
Hawa nafsu dilawan dengan iman. Perjuangan kita melawan hawa nafsu adalah perjuangan melawan ketidakpercayaan. Pada saat pencobaan datang menyerang saudara, maka yang diserang adalah ketidakpercayaan kepada Allah. Misalnya, pada saat hawa nafsu seksual mencobai saudara. Suatu gambaran seksual muncul dibenakmu dan saudara dibujuk untuk percaya bahwa dosa seksual itu akan membuatmu lebih bahagia daripada taat kepada Tuhan. Pencobaan untuk berbuat dosa lebih banyak bersifat bujukan dna bukan paksaan. Tidak ada orang yang berdosa karena kewajiban. Kita berbuat dosa karena berpikir bahwa perbuatan itu membuat kita senang dan bahagia di dalam jangka pendek. Nah, dari sinilah kita menghadapi dosa itu. Orang bijaksana mengatakan, dimana saudara jatuh maka disitulah saudara harus berdiri. Kita jatuh ke dalam dosa pada saat kita percaya bahwa perbuata itu membuat kita bahagia. Oleh karena itu, kita memsti menangani dosa dari titik ini. Pada saat kita dicobai untuk berbuat dosa dan dosa dibungkus dengan sangat manis , maka kita mesti menghadapinya dengan iman bahwa saya akan lebih bahagia dan sukakcita kalau taat kepada Allah. Pakailah firman Allah untuk melawan pencobaan yang membujuk kita itu. Mazmur 16:11 menuliskan abwha dihadiratMu ada sukacita yang melimpah dan ditangan kananMu ada nikmati senantiasa. Percayalah firman Tuhan yang mengatakan bahwa jika saya memikirkan hal hal yang baik dna murni maka damai sejahtera Allah akan menyertai saya (Filip 4:8-9) Api kesenangan hawa nafsu harus dilawan dengan api kesenangan akan Allah. Jika kita mencoba melawan hawa nafsu dengan ancaman ancaman maka biasanya kita gagal. Kita harus melawannya dengan suatu janji firman Tuhan bahwa bersama Tuhan akan membuat kita lelbih bahagia daripada melakukan dosa hawa nafsu.