Info
  • Meninggalkan Warisan
    Amsal 13:22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.
  • Good Idea Vs God's Idea
    Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Karena Engkau yang mengatakanNya. (Lukas 5:5)


Kita seringkali hanya mau taat kalau ada yang lihat. Arifin…..!!!” teriakan seorang guru menegur seorang siswanya yangs edang nyontek. Dengan perasaan cemas, arifin segera menghentikan melihat contekannya. Dia menoleh ke gurunya dengan ketakutan. “Kenapa kamu nyontek?” “Maaf pak, saya nggak liat.” Jawabnya dengan muka memelas. “Masa’ enggak lihat contekan yang begitu gede, ini apa?. ?” hardik pak guru tanpa belas kasihan. “contekan sih kelihatan pak. Cuma….” arifin ragu meneruskan kalimatnya. “Cuma apa?!!” “Cuma saya nggak liat “ada bapak dibelakang saya……..” jawabnya sambil nyengir. Penggalan cerita di atas boleh jadi mewakili mental anak anak Tuhan. kita kalo udah berurusan dengan aturan. Kayak iklan rokok. “taat kalo cuma ada yang liat”. Di sekolah, kalo ada guru, kelihatan baik. Di rumah kalau ada ortu, juga kelihatan baik. PAda saat tidak ada guru di kelas, semua peraturan dilanggar. Pada saat ujian, nggak cuma pakaiannya aja yang rapi, tapi contekan pun nggak kalah rapinya. Sampe-sampe pengawas sulit menemukan jejak-jejak keberadaannya. Tapi giliran pengawas meleng dikit atau permisi ke belakang, langsung deh contekan dengan ukuran font kecil dan tulisan nggak karuan mulai menampakkan diri. Mumpung nggak ada yang liat. Kita mesti ingat bahwa manusia mungkin tidak melihat ketidaktaatan kita, tetapi Tuhan melihatnya. Tuhan menginginkan ketaatan yang mutlak, bukan ketaatan yang munafik seperti tadi. Ada beberapa hal yang kita bisa pelajari mengenai ketaatan dari bagian firman Tuhan ini. Pertama, Perkataan Kristus adalah aturan yang tertinggi dalam hidup kita. Kedua, Ketaatan kepada perkataan Kristus akan diberikan hadiah berlipatganda. Pertama, Perkataan Kristus adalah aturan yang tertinggi dalam hidup kita. Sebagai orang kristen, kita bukan hanya mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, namun kita juga ahrus melakukan apapun yang diperintahkanNya. Iman harus menaati kehendak Tuhan, sama halnya ketika kita percaya kepada anugerahNya. Pada Saat kita menjadi orang Kristen,maka kita menjadi hamba-Nya yang dipanggil untuk mematuhi semua perintah-Nya. Oleh karena itu, kewajiban kita adalah meneliti Kitab Suci, supaya kita tahu apa yang akan Tuan kehendaki. Dia sudah menuliskan dengan jelas kehendakNya kepada kita dan apabila kita mengabaikan firmanNya, maka itu adalah tindakan ketidaktaatan. Bahkan kalau kita tidak mau tahu akan kehendakNya yang tertulis dalam Alkitab, maka ini pun merupakan dosa mengabaikan. Karena barangsiapa tahu yang baik dan tidak melakukannya maka dia berdosa. Setiap anak-anak Tuhan harus tahu, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukannya. Dan kalau kita sudah tahu, maka itu harus dilakukan. Walau bagaimanapun sulitnya untuk dipahami dan dilakukan. Kita harus bisa seperti Petrus yang mengatakan:” tetapi karena Engkau menyuruhnya, “. Karena Engkau yang mengatakannya, maka saya akan taat. Mungkin kita akan mengatakan: firman Tuhan terlalu tinggi, terlalu sulit untuk saya mengerti, saya tidak bisa melakukannya. Memang perintah Tuhan seringkali sangat berat untuk dipahami dan sangat sulit dilakukan dalam hidup kita sehari-hari. Kita memiliki banyak pergumulan dan lingkungan yang sangat sulit menerapkan kebenanran itu. Namun, apapun alasannya dan bagaimana pun sulitnya perintah Tuhan, hukum Allah adalah perintah yang tertinggi dalam hidup kita, dimana kita mesti memberikan ketaatan yang penuh. Perintah Tuhan ini mengalahkan segala kondisi kita. Terkadang ada kondisi kondisi dimana kita sulit untuk taat. Misalnya kelelahan. Contohnya adalah petrus. Pada saat itu Tuhan Yesus sedang berkotbah di depan banyak orang di tepi danau. Dan setelah selesai berbicara, Tuhan Yesus berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (Luk 5:4) Secara manusiawi, perintah Tuhan Yesus kepada petrus adalah perintah yang aneh. Mengapa? Karena tukang kayu mengajar nelayan yang berpengalaman bagaimana caranya menangkap ikan. Tuhan Yesus memberikan perintah menangkap ikan di tempat yang tidak mungkin ada ikannya karena dilakukan di kedalaman yang tidak tepat dan di siang hari. Oleh karena itu, ketika Simon menerima perintah ini, dia menjadi ragu. Dia adalah orang yang ahli menangkap ikan dna sudah semalaman dia tidak menangkap apa-apa. Tetapi kini Yesus memberinya perintah untuk menebarkan jala lagi. Apakah mesti taat? Oleh sebab itu Petrus berkata:” “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (Luk 5:5). Meskipun mereka telah bekerja keras sepanjang malam, sudah lelah, tetapi mereka bersedia mengulanginya kalau memang Tuhan menghendaki demikian. Perkataan Kristus adalah memiliki otoritas tertinggi dalam diri para murid. Kelelahan tidaklah mengalahkan perkataan Kristus. Perkataan Kristus justru mengalahkan kelelahan mereka. Mereka mau mengulangi walaupun lelah, karena Tuhan menghendaki demikian. Terkadang kalau kita sudah lelah, kemudian ada sebuah kehendak Tuhan yang mesti kita kerjakan, kita merasa begitu malas melakukannya. Pada hari minggu, misalnya, kita sudah sangat lelah, tetapi hari minggu pagi kita harus ke gereja, karena ini merupakan perintah Tuhan. Mereka yang tidak taat kepada Tuhan, akan memakai alasan kelelahan itu untuk tidak usah ke gerejal, tidak usah belajar, tidak usah berdoa. Tetapi kelelahan-kelelahan itu tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk taat kepada Tuhan. Perintah Tuhan adalah hal yang tertinggi dalam hidup kita melampaui segala kelelahan kita. Kalau Tuhan menyuruh kita melakukannya ,kita harus melakukannya. Petrus bukan hanya lelah, namun mereka juga belum menangkap apa-apa. Mereka sudah gagal semalaman. Namun karena Kristus yang memerintahkan, maka mereka akan menebarkan jalan sekali lagi. Jadi jelas bahwa perkataan Kristus adalah otoritas yang tertinggi dalam hidup kita. Kita mesti menaklukkan kehendak kita kepada otoritas tertinggi ini. Kedua, Ketaatan kepada perkataan Kristus akan diberikan hadiah berlipatganda. Pada saat kita taat kepada perintah Tuhan, apakah yang akan terjadi? Hati nurani kita akan beres. Kita tidak akan dituduh oleh hati nurani (suara hati) karena ketidaktaatan kita. “Saudara akan merasa sangat gelisah dan tidak nyaman dalam hati nuranimu dan jika ada masalah ketidaktaatan. Saudara akan sulit tidur kalau sdr sudah melanggar akan perintah Kristus. Saudara akan gelisah, akan merasa bersalah. Namun kalau sdr taat, maka sdr akan bisa tidur pada malam hari dan sdr bisa berkata kepada diri sdr sendiri:’ apapun yang terjadi, saya sudah taat kepada Kristus. Saya lebih baik kehilangan yang lain, yang penting saya bisa taat kepadaNya. Ada kalimat yang mengatakan seperti ini:” dia yang mengenakan bunga di kepalanya jauh lebih baik daripada mengenakan mahkota dikepalanya tetapi tanpa kebenaran di dalam hatinya. Jika sdr taat kepada firman Tuhan, maka sdr akan mengalami kedamaina dalam hati nurani sdr. Ini adalah hadiah yang sangat besar yang Tuhan berikan kepada kita. Hal kedua yang akan kalian peroleh bila taat adalah, hadiah yang berbeda dari yang orang lain terima. Simon Petrus dalam Luk 5:5 menaati perintah Tuhan. Dan hasilnya, adalah setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Luk 5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ada sebuah perbedaan yang besar terjadi ketika mereka taat. Nelayan lain tidak pernah menangkap ikan sampai perahu penuh, tetapi hari itu mereka menghasilkan tangkapan yang luar biasa. Ada perbedaan antara perahunya simon dan perahu nelayan-nelayan yang lain. Itu karena Petrus mengikuti perintah Tuhan. Demikian juga akan ada perbedaan yang besar dalam berkat Tuhan bagi anak-anaknya yang taat dengan orang kristen yang tidak taat. Ada pertolongan Tuhan apabila kita mau taat kepadanya. Ada perbedaan yang besar antara anak-anak Tuhan yang taat dengan orang-orang dunia ini. Perbedaan itu bisa berupa materi tetapi bisa juga bukan materi. Secara sepintas kita hanya melihat bahwa perbedaan antara petrus dengan nelayan nelayan lain hanyalah masalah ikan dalam perahu. Tetapi itu bukan inti perbedaannya. Perbedaannya yang paling menyolok adalah, Petrus terbuka matanya dan menyadari bahwa yang berdiri didepannya adalah Tuhan Penguasa alam semesta. Dalam Lukas 5:8 diuliskan bahwa Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Luk 5:8). Petrus menyadari akan ketidaklayakannya . Petrus menyadari bahwa dia sedang berdiri dihadapan Allah. Sukacita karena ketaatan mereka bukan hanya karena diberikan berkat yang berlimpah yakni ikan yang banyak, melainkan karena mereka dapat mengenal Allah lebih dalam lagi. Inilah sukacita ketaatan itu. Ketaatan yang benar akan menghasilkan sukacita. Seorang jemaat memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke Kota Suci Yerusalem. Ia menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Gunung Sinai. “Begini,” ujarnya kepada sang pendeta, “saya berencana mendaki sampai ke puncak gunung itu, dan setelah tiba di sana saya akan membaca Sepuluh Perintah Allah keras-keras.” Pria itu mengira perkataannya akan menyenangkan pendetanya. Jadi, ia terkejut saat mendengar tanggapan sang pendeta, “Tahukah Anda, saya dapat memikirkan suatu ide yang lebih baik dari itu.” Pria itu menyahut, “Benarkah, Pak Pendeta? Apakah itu?” Pendeta itu menjawab tanpa tedeng aling-aling, “Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu kilometer untuk membaca Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai, mengapa Anda tidak tinggal di rumah saja dan menaati sepuluh perintah tersebut?” Allah tentu berharap kita membaca firman-Nya, rajin ke gereja. Namun yang lebih penting, Dia ingin agar kita menaatinya. Oleh karena itu, saat membuka Alkitab setiap hari, saat ke gereja seharusnya kita tidak hanya berdoa agar bisa memahaminya, tetapi juga kesediaan untuk menaatinya. Mendengar dan melakukan harus berjalan beriringan (Yakobus 1:22). Ketika Saulus mendengar Yesus berbicara kepadanya dalam perjalanan ke Damsyik, ia bertanya, “Tuhan, apa yang Kaukehendaki untuk aku perbuat?” (Kisah Para Rasul 9:6, Alkitab Versi King James). Sungguh pertanyaan bagus yang bisa kita ajukan setiap kali membaca Alkitab atau mendengarnya firman Tuhan di gereja